Senin, 22 Desember 2008

Resahku...

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 1 Pet 5:7

Bacaan: Mzm 55:1-24

Pada terjemahan alkitab Amplified, dijelasin bahwa kekekuatiran itu berarti juga kecemasan, keprihatinan. Dan dijelasin juga ketika kita menyerahkan kekuatiran, kecemasan, keprihatinan kita, lakukanlah itu sekali untuk selamanya. Maksudnya neh… klo kita udah menyerahkan ama Tuhan, jangan ambil lagi kecemasan, kekuatiran, keprihatinan itu, tapi biar Tuhan yang bertindak atas hidup kita, karena Dialah (Tuhan Yesus) yang memelihara hidup kita dengan penuh kasih sayang, dan menjaga kita penuh dengan pengertian.

Sebagai orang hidup yang normal, wajarlah klo kita tuh kadang mengalami kecemasan, kekuatiran, karena perasaan cemas itu memberi kita suatu sinyal atau pertanda bahwa ada sesuatu yang lain dari diri kita, ada yang kurang mungkin, ada yang ga beres. Tetapi rasa cemas yang berlebihan itu bisa nyiksa jiwa kita bro n sis. Kita dapat menyerahkan resah, cemas, kekeuatiran kita kepada Tuhan dan percayalah bahwa Dia yang memelihara kita dengan penuh kasih sayang.

GLOWers, ketika kita berserah pada Tuhan, kita menjadikan Tuhan itu besar, terhormat, termulia, jadi dah pastilah Tuhan akan memperhatikan segala yang kita kuatirkan itu, ga selamanya dibiarin Tuhan orang benar itu goyah (=cemas, resah).

Doa: “Tuhan, aku mau menyerahkan segala kekuatiranku – cemas, resah, keprihatinan, sekali untuk selamanya, dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa aku berdoa, Amin. ”

Ngebo-at itu ga da guna

Ngebo-at = plesetan dari ngobat = plesetan dari make obat terlarang.

Walaupun hampir semua makhluk hidup yang punya akal ngerti dengan "ngobat tuh ga da artinya", tapi masih banyak aja yang ga peduli. Dan lagi-lagi korbannya adalah remaja. Secara gituloh remaja ahlinya dalam bereksperimen, semua-mua pengen dicoba, ga peduli bahayanya. Hampir 60% sd 70% remaja punya pengalaman buruk dengan zat terlarang, 10-15% nya punya masalah ama alkohol dan 1-5% ketergantungan dengan bahan kimia. Menurut data RSJ Medan, tahun 2007, angka pengguna narkoba untuk SMU saja adalah 63% dari 1000 orang, itu baru data yang ngelapor aja, tapi kan pasti ada yang belom ngelapor. (Ssst... dirimu jangan menambah angkanya ya...).
Biasanya tanda-tanda si pemakai adalah tingkah lakunya aneh, emosinya berubah-ubah, cepet capek, ada luka-luka karna jatuh, kecelakaan kendaraan motor, berkelahi, hampir tenggelam, percobaan bunuh diri. Nah kita akan bahas contoh reaksi dari penyalahgunaan zat aktif:
1. Alkohol
Orang yang make alkohol, secara mental dia agresif (=suka menyerang), tingkah laku yang suka melawan, suka ngantuk, bicara gagu, ada gangguan jiwa (sedikit kayak orang gila).
2. Antikolinergik, atropin, beladona, benzotropin dan sekelasnya.
cirinya amnesia, citra diri berubah, tingkah laku kasar, kacau, koma, ngantuk, gelisah, dan akibatnya bisa menimbulkan depresi nafas, hipertensi, kejang tak terkontrol.
3. Kelompok Kanabis : mariyuana, kashish, THC, minyak hash, sinsemilla
pemakai jadi suka cemas, nafsu makan bertambah, suka berkayal, gembira yang berlebihan, halusinasi, paranoid, suka panik.
4. kokain
konsentrasi meningkat dan suasana menarik tapi setelah itu bisa jadi keracunan jantung, koma, kejang.
5. Opioid, kodein, heroin, metadon dan sekelasnya.
euforia dan tupor, kedutan otot, muntah, menguap

Sebenernya masih banyak lagi tuh zat-zat yang biasanya disalahgunakan, namanya aneh-aneh dan ribet bener. Temen-temen remaja dah pada tau kan sebagian dari reaksi zat-zat aktif, so... dirimu ga perlu mencobanya, para ahli sudah mengadakan penelitian bahwa pemakaian zat-zat adiktif ini sangat berbahaya dan ga da gunanya. Remaja yang suka bereksperimen, zat-zat adiktif hanya boleh diteliti di lab doang, di tubuh sendiri jangan, karena bisa ngerusak. Well, secara tubuh kita ini bait Roh Kudus (1 Kor 3:16), so jangan dirusak lah. (R'Tom)

Remaja Banget gitu loh...

Remaja itu adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Di sini pasti akan terjadi perubahan. Kadang-kadang perubahan itu datang tiba-tiba yang buat remaja itu sendiri kewalahan menghadapi dirinya sendiri. Kayak perubahan jasmani/ tubuh, kepribadian, intelektual, kepribadian. Daripada bingung-bingung, kita lihat aja istilah-istilah remaja:
1. PUBERTY (Inggris)/ PUBERTEIT (Belanda), yi: perubahan fisik dan mental, dimana remaja ingin melepaskan diri dari ikatan emosional dari orangtua dan ingin membentuk sistem nilai sendiri.
Tenggat umur dari 12 sd 16 tahun. "Gw ga mau dibilang anak-anak lagi. Gw dah besar neh..."

2. Adolescentia, yi: masa sesudah pubertas, tenggat umur 17 sd 22 tahun. (Ini juga remaja loh..). Di sini remaja mencari peran yang tepat di masyarakat.

3. PUBIS, dari istilah PUBESCENCE, yi: masa atau perubahan yang terjadi bersamaan dengan tumbuhnya "pubic hair" (bulu/ rambut) pada daerah kemaluan. Singkatnya ini tentang kematangan seksual.

Di Indonesia, istilah pubertas maupun adolescentia disebut dengan remaja. Tapi ada juga di daerah tertentu, klo tinggi badannya dah sama dengan ortunya berarti dia udah dewasa. Artinya dah bisa kawin.
Dari sudut hukum, kedewasaan ditentukan oleh umur dan status pernikahan. Secara psikologis, kl dilihat dari proses perkembangan psikis (mental), remaja itu batas umurnya dari umur 12 tahun sampai 22 tahun. menurut KUHP no. 292, usia 21 tahun itu sudah dianggap dewasa. Jadi kita simpulkan saja usia remaja itu mulai dari 12 tahun sampai umur 21 tahun, kecuali sudah menikah sudah dianggap dewasa.
So... kamu-kamu yang merasa masih remaja, read diz book, and enjoy it. Have fun.

stress remaja



Remaja itu identik dengan suatu masa yang ga stabil, masa yang penuh dengan kegoncangan emosional. Remaja mulai mempertanyakan identitas diri. Singkatnya, bisa dibilang remaja itu kayak orang baru bangun dari tidur yang panjang. Ato bisa juga dibilang seorang yang baru dilahirkan, kayak telur ayam yang baru netes, langsung nyari induk yang bisa diikuti. Kelakuannya pun baru belajar dari lingkungan sekitarnya, makanya remaja membutuhkan seseorang yang bisa diteladani, diikuti. Sayang sekali, banyak dari remaja ga nemuin suatu figur yang bisa diteladani. Dan si remaja sendiri ga mampu menghadapi segala perubahan-perubahan, aturan-aturan. Akibatnya emosional yang berlebih itu ga bisa dikontrol, dan menyalurkannya ke hal-hal yang dilarang.