Senin, 29 Juni 2009

Kejadianku Dasyat dan Ajaib

Mazmur 139

Mazmur 139 ini adalah mazmur Daud yang paling indah dan sempurna (menurut penelitian Aben Ezra). Daud memuji Tuhan dengan penuh perasaan, memuji betapa hikmat, pengetahuan, kehadiran dan keadilannya Tuhan. Daud mengucapkan mazmur ini ketika dia sedang difitnah dan dicela oleh Simei anak Gera, dari suku Benyamin itu, dari kaum keluarga Saul (2 Sam 16:5). Bukan hanya itu saja anaknya, Absalom juga ingin mencabut nyawanya. Bahkan Ahitofel, orang yang paling dipercayai nasehatnya (sama seperti mempercayai Allah - 2Sam 16:23) menghianati dia (2Sam 17:2). Sambil Simei mengutuki Daud, dia juga melempari Daud dan anak buahnya dengan batu. Namun Daud tidak mau membalasnya, padahal di situ ada para pahlawan gagah perkasa yang menyertai Daud.
Luar biasa Daud bisa memuji Tuhan di saat terdesak oleh segala macam persoalan. Absalom ingin membunuhnya namun Daud menyuruh anak buahnya agar memperlakukan Absalom dengan baik (2 Sam 18:5). Daud hanya berserah kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan, kalau Tuhan tau akan apa yang sedang dihadapi oleh Daud. Daud hanya mengatakan “the magic word” seolah tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk membujuk Tuhan. “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya semuanya telah Kau ketahui, ya Tuhan”.
Ayat 3, "Engkau memeriksa aku", atau dalam terjemahan lain, "Thou compassest my path". Compassest (zarah), berarti menampi, memisahkan, menyaring. Tuhan memeriksa hidup kita itu sedemikian komplit, secara keseluruhan, seperti sedang memisahkan antara gandum dan sekam, ketika sedang ditampi. Tujuan menampi adalah menghasilkan benih yang baik, yang tidak baik harus disingkirkan.
Daud menceritakan kemahatahuan Tuhan dan kemaha-hadiran Tuhan untuk membangun pengharapannya. Daud mengungkapkan, kemahatahuan Tuhan tentang apa yang ada di hatinya, Tuhan ada di setiap tempat. Tuhan tau akan masa lalu kita, dia yang menciptakan kita, dan Tuhan memperhatikan kejadian kita dari awal dan pikiran Tuhan begitu berharga dan tak terhitung. Daud tau bahwa Tuhan membenci kelakuan orang yang berbuat jahat. Karna itulah Daud juga membenci perbuatan orang yang jahat itu. Bukan orangnya, tetapi perbuatannya. Itulah bukti kalau Daud mengasihi Tuhan. Daud juga meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya, dari dosa yang tersembunyi, dosa pikiran, dosa yang tidak diketahuinya.
"Kejadianku dasyat dan ajaib", berarti kita ini diciptakan berbeda dengan yang lainnya. Kita berbeda dalam hal pikiran dan perasaan, sangat berbeda dengan ciptaan Tuhan lainnya. Tuhan memberi perhatian khusus atas kita. Seharusnya kita terkagum-kagum akan hal itu, seperti Daud mengagumi bagaimana Tuhan menciptakan dirinya.
Dalam doanya Daud hanya bisa mengungkapkan syukur dan kekagumannya akan Tuhan di atas segala persoalan hidup yang dialaminya. Daud menguatkan pengharapannya. Daud tau, tidak mungkin Tuhan tidak menolong dia dalam kesukarannya. Dengan penuh kerendahan hati Daud datang kepada Tuhan, memastikan dulu bahwa dia dilayakkan Tuhan. Dan nyatanya Daud tidak meminta pertolongan kepada Tuhan di tengah kesesakannya namun Daud bisa memuji Tuhan. Daud juga meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya. Itulah doa Daud.
Karna kejadian kita dasyat dan ajaib, karna kita sama sekali berbeda pada saat diciptakan, karna Tuhan memperhatikan segala langkah kita, tanpa kita mengucapkan keinginan-keinginan kita kepada Tuhan, Tuhan tau itu dan segera menyediakannya. Doa-doa kita seharusnya lebih banyak berisi pujian dan ucapan syukur saja. Tuhan suka dipuji dan disembah. Di saat sulit juga, kita seharusnya kita memberikan korban pujian dan syukur kepada Tuhan.
Daud tau bagaimana cara menyenangkan hati Tuhan, sehingga Tuhan menolong Daud dari segala kesukaran. Absalom yang mau membunuhnya berakhir dengan tragis. Ahitofel juga bunuh diri. Simei juga minta ampun kepada Daud. Senangkanlah Tuhan, maka Tuhan akan bertindak atas dirimu.

Retreat REMBARTO

Kemarin Tanggal 27-28 Juni 2009, REMBARTO (Remaja GPdI Barito) mengadakan retreat di Cipanas, Villa Lotus, bertema “Kejadianku Dasyat dan Ajaib”. Semua peserta yang hadir dilawat Tuhan dan dipulihkan. Di hari kedua, waktu sesi kesaksian, beberapa anak maju ke depan dan menyaksikan ketika mereka dilawat oleh Roh Kudus, sehingga mereka tidak tahan untuk menahan tangis. Ada beberapa yang langsung rekonsiliasi di tempat. Ada yang berjanji akan menemui ayah mereka dan mengasihi ayah mereka apa adanya. Luar biasa ketika kita bisa mengungkapkan masa lalu kita yang kelam, dan meminta maaf akan kesalahan kita.

Ada anak yang merasa kecewa akan hidup. Sejak kecil sudah hidup tanpa orang tua. Sepertinya ayah ibunya sengaja dipisahkan oleh keluarga. Sang anak hanya diberitahu kalau ayahnya sudah meninggal. Ibunya juga meninggalkan mereka, sehingga sisa keluarga yang tertinggal, kakak beradik harus tinggal dip anti asuhan. Seorang anak laki-laki, tumbuh dengan kekerasan dan merasa mengapa semua orang yang dikasihinya selalu meninggalkannya. Dia masih mempunyai dua adik perempuan dan seorang kakak. Sang kakak sudah bekerja. Anak laki-laki 17an tahun ini harus menjaga kedua adik perempuannya ini. Tetapi dia tidak pernah tau bagaimana seharusnya menjadi imam di keluarga, dia kehilangan figure ayah. Di panti hanya ada ibu panti, tidak ada figure ayah.

Setiap hari anak ini berlaku kasar terhadap adik-adiknya itu, berlaku seenaknya, walaupun beberapa kali ibu panti sudah mengingatkannya, namun dia merasa itu bukan urusan ibu panti, itu urusan pribadinya. Sampai saatnya dia harus berhadapan langsung dengan Tuhan, Roh Kudus yang lemah lembut menjamah hatinya. Anak laki-laki ini sadar akan perbuatannya, dia minta ampun kepada Tuhan. Dan pada saat sesi kesaksian, dia maju ke depan dan mengakui perbuatannya itu dan berjanji akan berubah. Di saksikan oleh semua peserta dan tentu saja Roh Kudus hadir di situ, anak laki-laki ini minta maaf kepada adik-adiknya (mereka bertiga hadir di retreat), mereka berangkulan, air mata pun mengalir, pengampunan juga mengalir. Salah satu adiknya sangat terluka, hampir saja tidak sanggup untuk mengampuni, tetapi mereka juga tidak kuasa akan desakan Roh Kudus, sehingga rekonsiliasi terjadi, iblis dikalahkan, Nama Yesus Kristus Tuhan dimuliakan.

Ada juga seorang anak laki-laki yang sangat terluka akan perkataan kakaknya, padahal kejadiannya sudah sangat lama, ketika masih SD, perkataan “kamu bodoh..!!” itu masih terbayang-bayang terus. Sampai saat sesi HATI BAPA, dia harus mengampuni kakaknya. Saat sesi kesaksian, disaksikan oleh semua peserta, MC memanggil kakak anak itu, sehingga mereka berdua harus rekonsiliasi. Sang kakak juga langsung minta maaf, “Maafin Mas yang ga bisa memberi contoh yang baik buat kamu, kamu punya potensi luar biasa, kamu itu pintar….”. Mereka pun saling berangkulan, pengampunan terjadi.

Salah satu sesi, salah satu pembicara juga menceritakan sisi kelam hidupnya. Dia pernah terlibat dengan drugs tetapi akhirnya dengan kasih karunia Kristus Tuhan dia diselamatkan. Perlakuan kejam sang ayah membuat dia tumbuh nakal. Sang ayah suka memukul dan mengatakan, “kamu anak haram!”. Ternyata dikemudian hari ayahnya mengakui, kalau sang ayah ini tidak pernah mendapatkan figure ayah, sehingga tidak tau bagaimana cara mendidik anaknya, sehingga dia sering memukuli anaknya. Ayah ini bercerita kalau ketika kecil dia ditinggalin oleh ayah kandungnya, dia harus tinggal dengan ayah angkat yang satu ke ayah angkat yang lain. Dan setiap ayah angkat selalu berlaku kasar terhadapnya dan dia sering dipukuli oleh ayah angkatnya, pernah diikat dipinggir pantai oleh ayah angkatnya. Demikianlah sang ayah dari salah satu pembicara ini tumbuh sehingga sampai usia 60 tahun sering berlaku kejam terhadap anak laki-lakinya juga. Sampai saatnya dia harus Roh Kudus menjamahnya dan memulihkan hidupnya. Cerita ini juga menginspirasi peserta, karena kisahnya mirip dengan kisah salah satu peserta.

Sesi belum berakhir, Sesi CELEBRATION, mereka bernyanyi girang, melompat dan bersorak bagi Kristus, sangat berbeda dengan sesi OPENING saat mereka belum mendengar FirTu. Hmmm…. Roh Kudus hadir dan bermanifestasi dengan dasyat, semua peserta dilawat Tuhan. Di akhir sesi juga, panitia juga didoakan, mereka yang telah berlelah menyelenggarakan acara, mungkin ada satu dua masalah, mereka pun saling membereskan masalah. Di akhiri juga dengan saling mendoakan berdua-dua. Ada anak yang ketika berdoa berdua-dua, rebah. Mereka yang kakak beradik saling berangkulan. Luar biasa Tuhan Yesus Kristus. Makasih Tuhan Yesus, Engkau luar biasa!!

Saat kita langsung berhadapan dengan Tuhan, atau dengan kata lain ketika Roh Kudus melawat kita, banyak sekali hal-hal yang buruk dari hidup kita diunggkapkan. Kadang-kadang seperti diputerin film masa lalu kita. Semua itu hanya untuk memurnikan hidup kita. Seorang manusia sering terperangkap oleh masa lalu yang kelam. Hidup jadi ga bebas, sikap hidup juga jadi buruk, dan bisa memproduksi orang yang berkelakuan sama buruknya juga, sehingga bukannya menyinari dunia tetapi menambah kegelapan dunia. So… marilah kita lebih sering menghampiri tahta kasih karunia itu supaya ketika kita berhadapan langsung dengan Tuhan, kita ga bisa kabur lagi, kita bisa dikoreksi oleh Roh Kudus dan kita bisa memperperbaiki kesalahan kita itu. Hidup kita dipulihkan dan dibebaskan. Freedom adalah pilihan.

***

Suatu hari saya mendengar cerita tentang “monyet afrika”. Di Afrika, orang-orang yang mau menangkap monyet, membuat suatu perangkap monyet yang didisain sedemikian. Pintu perangkap dibuat kecil saja, hanya tangan monyet aja yang bisa masuk, di dalamnya ditaruh umpan pisang. Kalau monyet sudah tergiur dengan umpannya langsung saja dia memasukkan tangannya ke perangkap. Monyet akan menggenggam erat pisang dan terjerat. “Hmmm… pasti kita langsung berpikir, kenapa ga dilepas aja pisangnya, kan dia bisa terlepas oleh jerat”. Hahaha… karna dia monyet bukan kita.

Tapiii…. Uuuppsszzz…., manusia juga sering gitu juga koq. Kita sadar kalau kita melepaskan masa lalu kelam kita, kita pasti terbebas. Tapi banyak lohh… yang ga sudi melepaskan pengampunan. Banyak lohhh…. yang masih saja banyak orang yang menyalahkan orang lain melulu, akibat masih mengingat dan tidak mengampuni. Peristiwa-peristiwa kecil yang menyakitkan, yang kita simpen-simpen terus bisa mengakibatkan hal buruk, dan bisa buat orang tersebut jadi berbuat dosa, seperti menyakiti orang lain. Kita ga bisa bilang, “aku ga kan berlaku jahat seperti itu”, sebelum kita mengampuni orang yang berlaku jahat terhadap kita, pastinya nanti kitanya yang bisa berlaku lebih jahat dari yang dilakukan orang itu.

***

Kira-kira sebulan lalu ketika saya mempersiapkan diri untuk retreat ini, saya sedang mempersiapkan lagu untuk retreat, saya mendapatkan suatu kebenaran, ‘jika kita mau mendapatkan freedom, kita harus melepaskan masa lalu kita’. Persoalannya gini…. Saya kadang-kadang, ketika sedang mengoreksi diri, saya sering menyalahkan ortu akan kegagalan saya sekarang. Saya tau kalau, Kita yang sekarang adalah produk dari apa yang kita kerjakan di masa lalu dan kita di masa depan adalah produk kita yang sekarang ini. Sebenernya, saya tidak gagal secara keseluruhan, hanya masih dalam “ a journey of life”.
Memang di masa kecil kita, kadang kita ga bisa memilih, semua pilihan ada di tangan ortu. Hmmm… mungkin para ortu seharusnya berpikir kalau anak-anak juga memiliki kehendak (sama seperti mereka… sama selayaknya seperti manusia pada umumnya… diciptakan segambar dengan Allah yang memiliki kehendak), pada usia tertentu sebaiknya anak-anak dibiarkan memilih apa yang mereka inginkan. Ortu hanya menyupport anak-anak agar bertanggung jawab akan pilihan mereka. Hehe… itu pendapat pribadi saya saja. Back to my story…

Well, saat itu langsung saja saya bertobat akan hal ‘kecil’ itu. Saya ingin bebas berpikir, bebas mengambil pilihan dan bebas bertindak tanpa paksaan orang lain. Melakukan pilihan excellently dan bertanggung jawab tentunya. Hasilnya… saya bebas, tidak lagi menyalahkan orang lain, bisa lebih banyak berkarya dan menambah topic bagus untuk artikel-artikel saya tentunya. Hahaha….

Kira-kira seminggu lalu saya mendengar cerita tentang “monyet afrika”, hmmm… saya merasa diteguhkan untuk bisa menyampaikannya untuk orang lain juga.

***

Hal mengampuni orang lain, tidak terbatas oleh apakah seseorang itu sudah lahir baru atau belum, pendeta atau jemaat, guru besar ataupun orang pandir. Masa lalu kita itu sudah membentuk hidup kita. Kadang-kadang ada satu dua hal ‘masalah’ di hidup kita yang sangat mengesalkan kita. Kalau ‘masalah’ itu mencuat tiba-tiba, maksudnya timbul dipikiran kita tiba-tiba dan membuat kita jadi kesal lagi, berarti hal itu bener-bener masalah tuh, dan harus diselesaikan. Biasanya masalah itu karena perbuatan orang lain terhadap kita, so kita harus mengampuni orang itu. Kalau kita kesal terhadap diri sendiri, ya kita harus mengampuni diri sendiri.

Hal mengampuni itu, seperti mengupas suing-siung bawang merah. Setiap kali kita berhadapan dengan orang, yang bisa saja menyakiti kita, namun kita harus selalu berdamai dengan semua orang. Alkitab mengatakan, “besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesama”. Memang kita ga bisa terlepas dengan permasalahan. Sering menyebutnya “cobaan dari Tuhan”. Saya rasa ga pernah Tuhan mencobai kita, hanya saja kita sendiri yang terkontaminasi sehingga akrab dengan dosa, ga sadar klo kita sudah terjebur dalam lumpur dosa, dan makin jauh dari Tuhan.

Bisa juga suing-siung itu adalah produk masa lalu kita yang disakiti ortu. Our heart is so fragile. So we must keep save our heart. Dan hal-hal masa lalu harus dibereskan, agar tidak mengganggu hidup masa sekarang dan masa depan. Bukan dengan cara menengking iblis yang di dalam manusia itu, sebab iblis sudah kabur ketika manusia itu menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Namun melepaskan pengampunan adalah hak bebas seseorang. Jika seseorang itu berani mengampuni orang yang telah merugikan dirinya, maka dia pastinya tidak terbelenggu secara psikis (jiwani).

Dalam dunia nyata ini kita sudah melihat beberapa tingkah laku anak yang ditolak oleh orangtuanya. Misalnya saja ditolak sejak dalam kandungan, sang anak seolah bisa tau dan bisa bermusuhan dengan ibunya. Seorang anak yang sering dipukul oleh ayahnya, akan menjadi ayah yang suka memukuli anaknya juga.

Tuhan Yesus yang akan membantu kita melepaskan diri secara roh dan jiwa. Tubuh fisik adalah adalah akibat yang bisa terlihat langsung. Misalnya anak yang akan digugurkan tetapi akhirnya lahir juga namun bisa cacat. Semuanya itu tergantung kepada manusia itu, mau dilepaskan oleh Tuhan Yesus atau ngga. Manusia yang harus memilih dan bertindak, menerima pengampunan Kristus dan bertindak mengampuni orang lain juga, kemudian melupakan perlakuan buruk yang telah dikenai kepadanya.

Menerima pengampunan Kristus berarti terlepas secara roh dengan iblis, hutang gadai dibayar. Mengampuni orang lain akan membebaskan kita secara jiwani. Namun semuanya tergantung kepada kita sendiri, pilihan ada di tangan kita sendiri.


***

Tema retreat REMBARTO adalah “Kejadianku dasyat dan Ajaib”. Di awali oleh sesi KESELAMATAN, kemudian HATI BAPA dan GAMBAR DIRI. Intinya adalah betapa berharganya diri kita karna sudah ditebus oleh darah Kristus. Dan kita juga harus mengampuni orang lain yang merugikan kita seperti Kristus mengampuni. (R'Tom)