Mazmur 139
Mazmur 139 ini adalah mazmur Daud yang paling indah dan sempurna (menurut penelitian Aben Ezra). Daud memuji Tuhan dengan penuh perasaan, memuji betapa hikmat, pengetahuan, kehadiran dan keadilannya Tuhan. Daud mengucapkan mazmur ini ketika dia sedang difitnah dan dicela oleh Simei anak Gera, dari suku Benyamin itu, dari kaum keluarga Saul (2 Sam 16:5). Bukan hanya itu saja anaknya, Absalom juga ingin mencabut nyawanya. Bahkan Ahitofel, orang yang paling dipercayai nasehatnya (sama seperti mempercayai Allah - 2Sam 16:23) menghianati dia (2Sam 17:2). Sambil Simei mengutuki Daud, dia juga melempari Daud dan anak buahnya dengan batu. Namun Daud tidak mau membalasnya, padahal di situ ada para pahlawan gagah perkasa yang menyertai Daud.
Luar biasa Daud bisa memuji Tuhan di saat terdesak oleh segala macam persoalan. Absalom ingin membunuhnya namun Daud menyuruh anak buahnya agar memperlakukan Absalom dengan baik (2 Sam 18:5). Daud hanya berserah kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan, kalau Tuhan tau akan apa yang sedang dihadapi oleh Daud. Daud hanya mengatakan “the magic word” seolah tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk membujuk Tuhan. “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya semuanya telah Kau ketahui, ya Tuhan”.
Ayat 3, "Engkau memeriksa aku", atau dalam terjemahan lain, "Thou compassest my path". Compassest (zarah), berarti menampi, memisahkan, menyaring. Tuhan memeriksa hidup kita itu sedemikian komplit, secara keseluruhan, seperti sedang memisahkan antara gandum dan sekam, ketika sedang ditampi. Tujuan menampi adalah menghasilkan benih yang baik, yang tidak baik harus disingkirkan.
Daud menceritakan kemahatahuan Tuhan dan kemaha-hadiran Tuhan untuk membangun pengharapannya. Daud mengungkapkan, kemahatahuan Tuhan tentang apa yang ada di hatinya, Tuhan ada di setiap tempat. Tuhan tau akan masa lalu kita, dia yang menciptakan kita, dan Tuhan memperhatikan kejadian kita dari awal dan pikiran Tuhan begitu berharga dan tak terhitung. Daud tau bahwa Tuhan membenci kelakuan orang yang berbuat jahat. Karna itulah Daud juga membenci perbuatan orang yang jahat itu. Bukan orangnya, tetapi perbuatannya. Itulah bukti kalau Daud mengasihi Tuhan. Daud juga meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya, dari dosa yang tersembunyi, dosa pikiran, dosa yang tidak diketahuinya.
"Kejadianku dasyat dan ajaib", berarti kita ini diciptakan berbeda dengan yang lainnya. Kita berbeda dalam hal pikiran dan perasaan, sangat berbeda dengan ciptaan Tuhan lainnya. Tuhan memberi perhatian khusus atas kita. Seharusnya kita terkagum-kagum akan hal itu, seperti Daud mengagumi bagaimana Tuhan menciptakan dirinya.
Dalam doanya Daud hanya bisa mengungkapkan syukur dan kekagumannya akan Tuhan di atas segala persoalan hidup yang dialaminya. Daud menguatkan pengharapannya. Daud tau, tidak mungkin Tuhan tidak menolong dia dalam kesukarannya. Dengan penuh kerendahan hati Daud datang kepada Tuhan, memastikan dulu bahwa dia dilayakkan Tuhan. Dan nyatanya Daud tidak meminta pertolongan kepada Tuhan di tengah kesesakannya namun Daud bisa memuji Tuhan. Daud juga meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya. Itulah doa Daud.
Karna kejadian kita dasyat dan ajaib, karna kita sama sekali berbeda pada saat diciptakan, karna Tuhan memperhatikan segala langkah kita, tanpa kita mengucapkan keinginan-keinginan kita kepada Tuhan, Tuhan tau itu dan segera menyediakannya. Doa-doa kita seharusnya lebih banyak berisi pujian dan ucapan syukur saja. Tuhan suka dipuji dan disembah. Di saat sulit juga, kita seharusnya kita memberikan korban pujian dan syukur kepada Tuhan.
Daud tau bagaimana cara menyenangkan hati Tuhan, sehingga Tuhan menolong Daud dari segala kesukaran. Absalom yang mau membunuhnya berakhir dengan tragis. Ahitofel juga bunuh diri. Simei juga minta ampun kepada Daud. Senangkanlah Tuhan, maka Tuhan akan bertindak atas dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar